Advertisement Section

Tips Naskahmu Cepat dilirik Penerbit!

Siapa di sini yang hobinya menulis? Sejauh apa favorit dan impian kalian soal menulis? Ingin menulis dan menerbitkan buku di penerbit walikota? Sudah menyiapkan naskahnya dan siap dikirim? Wah, pas sekali! Kalau begitu, yuk, kita bahas satu-satu tips mengirimkan tulisan ke penerbit!

Sudah punya naskah yang bagus, matang, dan menarik. Sudah percaya jika naskah kalian akan lolos seleksi penerbit walikota, tapi kok tak kunjung mendapat kabar dari penerbit, ya? Apa yang membuat naskah kita terlalu lama dikoreksi editor?

Naskah yang terlalu lama tak mendapat kabar, bukan selalu berarti tulisanmu kurang menarik, lho! Bisa jadi editor terlalu lama dan kesulitan membaca naskahmu karena beberapa detail yang terlewatkan saat mengirimkan naskahmu. Apa sajakah itu? Yuk, cek faktanya di bawah ini!

Judul yang Menggellitik

Ini dia bagian yang sudah pasti mendapat perhatian pertama, judul! Walaupun tidak mewakili seluruh rangkaian cerita secara utuh, setidaknya judul harus menyentil hal menarik dari ceritamu.

Bukan hanya calon pembaca, pemilihan judul juga sangat berpengaruh terhadap lolosnya tidaknya naskahmu di tangan editor. Karena editor harus memastikan naskahmu layak terbit, maka yakinkanlah merea dengan judul cerita yang menggelitik!

Apa yang bisa digunakan sebagai inspirasi pembuatan judul? Ada banyak hal, misalnya inspirasi dari tema utamamu, kejadian penting dalam cerita, benda ikonik milik tokoh, kutipan tokoh utamanya, bahkan judul dari nama cerita sendiri.

Kalian juga bisa memvariasikan judul dengan bahasa Inggris, bahasa Sanskerta, maupun bahasa lainnya untuk membuat pembaca penasaran. Yang paling penting, pastikan ceritamu tetap sesuai dengan garis besar naskahmu dan perhatikan panjangnya.

Buat Paragraf Awal yang Kuat

Dalam beberapa kasus, ada penulis yang tidak mengirim seluruh bab secara utuh, melainkan beberapa bab awal saja, hal ini untuk menghindari plagiarisme. Ada pula editor yang membaca seluruh bab cerita, namun hanya melihat beberapa bab pertama untuk mempersingkat proses seleksi.

Semua metode di atas sah-sah saja lho, gais. Tapi, untuk menyikapinya tentu saja kita memerlukan persiapan khusus. Yaitu, pastikan bab awal cerita kita memiliki magnet tersendiri untuk menarik minat editor, terutama paragraf awal dalam sebuah cerita.

Bukan hanya untuk editor, tips ini juga berlaku jika kalian ingin membuat pembaca tetap duduk manis membaca buku kalian. Karena biasanya bab awal berisi orientasi yang cenderung belum dramatis seperti konflik, maka bab ini memiliki peran besar dalam menentukan tidaknya naskah kalian.

Tipsnya, kalian bisa memulai paragraf pertama dengan percakapan antartokoh, kutipan menarik dari cerita kalian, penggalan kejadian menegangkan, flashback masa lalu tokoh, pancing pembaca dengan kalimat tanya, dll. Kreasikan semenarik mungkin, jangan biarkan paragraf pertamamu jadi membosankan!

Sinopsis yang Menarik

Dalam mengirim naskah, sinopsis cerita merupakan hal wajib yang harus disertakan oleh penulis. Karena dari sinopsis tersebut, editor yang membaca karyamu akan dapat langsung membayangkan seluruh rangkaian ceritamu.

Jadi, yang perlu kamu perhatikan adalah bagaimana caranya menonjolkan ceritamu hanya dalam beberapa lembar sinopsis saja. Tentu saja ini bukan tugas yang mudah, karena konflik cerita yang ditulis dalam berpuluh lembar harus disederhanakan dan disajikan sepadat mungkin.

Tipsnya, gunakanlah kalimat-kalimat yang menarik, namun jangan sampai membuat editor menebak-nebak. Gunakanlah kalimat yang gamblang, tidak perlu memberikan pertanyaan tentang pemancing penasaran, karena editor membutuhkan gambaran kisah secara nyata dan utuh.

Pertanyaan pemancing hanya boleh disertakan ketika menulis blurb buku untuk menarik minat pembaca dan pembeli, bukan editor. Hal inilah yang biasanya menghambat editor dalam memahami rangkaian ceritamu.

Dalam sinopsis, pastikan juga mengenalkan seluruh tokoh ceritamu, menulis pesan penting dari naskahmu, dan lupa tonjolkan juga kelebihannya, serta apa yang membuat dan lebih menjanjikan daripada naskah lainnya.

Baca Juga:  Buku Latihan Tidur Bukan Obat untuk Tidur

Jangan Menulis Biografi di Akhir!

Ketika membaca buku, kita pasti sering menemukan biografi penulis yang disertakan di akhir naskah. Biografi biasanya berisi profil penggalan dan riwayat hidup penulis.

Walaupun biografi di buku cetak ditulis di halaman belakang, jangan sampai kamu juga menulis biografi naskahmu di bagian akhir, ya! Sebaliknya, kamu justru harus menempatkan biografimu di depan. Karena biografi di sini berfungsi sebagai alat promosi dan personal branding- mu.

Ibarat kita sedang berkenalan dan berkomunikasi dengan editor, maka perkenalan harus dilakukan di awal, kan? Jangan sampai editor melewatkan keunggulan yang kamu sertakan dalam biografi, hanya karena biografimu berada di lembar terakhir.

Proses ini juga akan memudahkan editor jika nanti ingin menghubungi atau mengecek profilmu lewat media sosialmu. Jadi, naskahmu juga akan semakin cepat mendapatkan kabar, deh!

Itu tadi beberapa tips yang bisa kamu gunakan sebelum mengirimkan naskah finalmu ke penerbit impianmu. Satu pesan terakhir, pastikan naskahmu telah sesuai dengan kriteria penerbit tujuan, baik genre, jenis naskah, dan persyaratan-persyaratan lainnya.

Semoga tipsnya bermanfaat dan tetap semangat menulis! Sampai jumpa di toko buku!

 

Ilustrator: Afifah Azzahra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Fiersa Besari, Penulis Nyentrik dari Bandung
Next post Rekomendasi Olahraga yang Cocok Saat Ramadan