
Buku Latihan Tidur: Bukan Obat untuk Tidur
Judul : Buku Latihan Tidur
Penulis : Joko Pinurbo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Halaman : 82 Halaman
Tahun Terbit : 2017
Namanya boleh Buku Latihan Tidur, tapi isinya seperti sihir agar pembaca tetap terjaga. Dalam bukunya, penyair yang sering disapa Jokpin ini menyajikan karya yang dilahirkan dalam kurun 2012-2016. Keseluruhannya ada 45 puisi dengan pengolahan kata yang membuat penikmatnya senyum-senyum tak percaya. Banyak di antara puisi Joko Pinurbo yang ditulis secara jenaka tapi sarat akan moral yang dapat kita jadikan sebagai refleksi diri bagi para pembacanya.
Selain itu, kebanyakan puisi yang dimuat pada Buku Latihan Tidur karya Joko Pinurbo ini memiliki gaya penulisan yang unik, kosakatanya mudah dipahami serta pemilihan diksi yang terasa menyenangkan. Meskipun banyak puisi ditulis dengan narasi panjang, namun ketika dibaca tak mengundang rasa jenuh sedikit pun.
Jujur saja, ketika membaca puisi ini kita akan merasa sedang belajar bahasa Indonesia. Khususnya pada puisi berjudul Kamus Kecil pada bab pertama. Jokpin terlihat begitu lincah dan piawai dalam permainan kata. Banyak kata yang hurufnya serupa, hanya di tukar urutan dan posisinya saja. Membuat maknanya berbalik arah namun tetap bersinggungan. Seperti yang terlihat pada penggalan puisi berjudul Kamus Kecil berikut:
Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia
yang pintar dan lucu walau kadang rumit
dan membingungkan. Ia mengajari saya
cara mengarang ilmu sehingga saya tahu
bahwa sumber segala kisah adalah kasih;
bahwa ingin berawal dari angan;
bahwa ibu tidak pernah kehilangan iba;
bahwa segala yang baik akan berbiak;
bahwa orang yang ramah tidak mudah marah;
bahwa seorang bintang harus tahan banting;
bahwa untuk gagah kau harus gigih;
bahwa terlampau paham bisa berakibat hampa;
bahwa orang lebih takut kepada hantu
ketimbang kepada tuhan;
Permainan bunyi ini bukan sembarang bunyi tetapi bukan pula mantera seperti dalam puisi Sutardji. Permainan kata ini cukup menampar dan luar biasa. Pembaca seringkali dibuat termangut-mangut seolah berkata “oh iya juga ya” Tentu hal ini menjadi daya tarik terbesar yang membuat puisi ini terlihat asyik. Namun tetap sampai pada maksud yang belum pernah terfikiran sebelumnya. Contohnya dapat kita lihat pada bait /bahwa seorang bintang harus tahan banting/. Hal ini dapat kita terima, karena menjadi seorang ‘bintang’ kita akan melewati proses yang tak mudah. Dengan demikian kita harus menjadi orang yang tahan banting, apapun keadaannya.
Baca Juga: Resensi Cerpen ‘Sebuah Apel‘
Selain menyuguhkan kelincahan berbahasa, Buku Latihan Tidur juga memuat perenungan puitik Jokpin terhadap gejala orang-orang beragama. Puisi-puisi yang menyuarakan kecemasan akan gejala formalisme dan pertunjukan klaim-klaim kebenaran yang mengancam cinta dan kemanusiaan. Buku ini juga masih menjadi saksi dari kepiawaiannya menyegarkan makna melalui kata-kata atau kata-kata itu sendiri. Selain menyelipkan sudut pandang yang kritis terhadap kondisi tertentu, unsur-unsur yang jenaka, ironi, romantis dan tragis masih tetap menonjol. Membuat buku ini terlihat menarik dan enak untuk dinikmati di waktu senggang.