Advertisement Section

FBS: Yang Kasat Mata Dan Tak Kasat Mata Vs Mengundang Garuda

Dalam dua pekan terakhir di FBS, ada beberapa acara yang cukup membuat bulu kuduk saya merinding disko. Ambil saja dua contoh, yaitu “FBS: yang kasat mata dan tak kasat mata” dan “Mengundang Garuda”.

FBS: yang kasat mata dan tak kasat mata diadakan pada Kamis, 28 September 2017. Sedangkan Mengundang Garuda pada Selasa, 3 Oktober 2017.

Lalu saya mau apa? Membandingkan? Yaiyalah. Itu manusiawi banget gitu loh.

Saat membaca judul acaranya saja: Mengundang Garuda, saya sudah pesimis. Apalagi saat membaca caption: MENGUNDANG GARUDA.

Jiwa muda dan merdeka adalah energi suatu bangsa. Energi-energi yang perlu dibangkitkan dan diundang datang; Agar ruang ataupun sehat tidak menjadi penghalang hadirnya ruang-ruang kebangsaan yang sempurna dan mampu untuk menyempurnakan. Selamat datang, Garuda!

“Duh Mas, abot banget judul ro caption’e. Kene ki wis kesel kuliah ro nggarap tugas je, durung le pacaran. Malah kon mikir nasionalisme. Plis deh!”.

Jika saya masih menjadi mahasiswa, pasti saya akan berkomentar seperti itu. Tetapi karena saya sudah menjadi mantan mahasiswa, saya lebih radikal. “Bajilaque, acara apa ta kuwi? Ra jelas”.

Respon yang saya tunjukkan di atas sangat natural dan jujur, serta tidak mengada-ada. Begitulah respon saya saat melihat publikasinya. Lalu bagaimana dengan acara yang satunya?

Saya melihat publikasi acara “FBS: yang kasat mata dan tak kasat mata” di akun facebook BEM FBS UNY. Tidak ada poster, hanya sekadar kata-kata saja:

*MALAM INI BANGET!*

_Dilema dengan hal2 mistis di FBS?_
_Kenapa OSPEK/PKKMB FBS selalu ada yang kesurupan?_
_Bagaimana kita menyikapinya?_

Dengan sederhana BEM FBS 2017 mempersembahkan
*Diskusi #2*
*_”FBS, yang kasat mata dan tak kasat mata”_*
Kamis, 28 September 2017
Pukul 18.30 – selesai
Lobi PKM FBS lt. 1

Pemantik : Rony K. Pratama

See you there !*

“Bajilaque, keren banget! Gilaakkk nih… Menarik!“. Itu respon saya saat membaca publikasinya.

Dari tema saja, itu hal yang sangat dekat dengan kehidupan mahasiswa FBS. Bahkan saya pun masih merasakan kedekatan tema tersebut meskipun sudah berstatus sebagai mantan mahasiswa.

Selain itu, kemasan dari publikasi ini sangat menarik, ngepop, dan milenial banget. Saya jelas lebih tertarik ke acara FBS: yang kasat mata dan tak kasat mata.

Ibarat website, saya lebih memilih membaca mojok.co daripada tirto.id. Saya lebih memilih membaca ugetuget.com daripada membaca sputniknews.com.

Seingat saya Charles Darwin dalam Teori Evolusi-nya pernah berkata bahwa yang akan bertahan adalah yang mampu beradaptasi.

 

sumber gambar: value coders

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Kreativa Bersih-Bersih Sekre
Next post Ormawa: Tempat Merenungkan Diri untuk Mahasiswa