Advertisement Section

Hujan Bersama Puisi Lainnya

HUJAN

Sang kelabu berkejaran

Bermuat tirta harta bumi

Sudahi terang biru langit

Tutup bintang

Saatnya sang surya terlelap

Lelah mengasuh tarian riuh dunia

Biru langit sisakan bercak

Sang kelabu kini berkuasa

Lumat semua yang menengadah

Sentak gelagar petir mengiringi

Teduhkan semua makhluk

Rehatkan sorak riuh semesta

Dengan irama mu

Dalam irama mu

Relakan jatuh berjuta kali

Sakitmu beriring syukur

Tetes demi tetes

Dikala berdoa

Tatapku keluar jendela

Satu kebaikan tiap tetes mu

Janji Tuhan kepada ku

SAJAK BUNTU

Mengeja sirat suasana

Lafal sibuk kuterka

Hamburan fiksi

nada yang hilang agaknya

detik dan detak

membilang kemegahan

mencari cari

lelap akhirnya

sela terlintas

hilang kemudian

penuh reka imaji

berkutik dengan tema

ingin ceritakan kalbu

inginku ambiguitas

bagiku bingung adalah tujuan

berimajinasi adalah asupan

silahkan

dan

sudahlah

ALUR LARIK

Memuisi

Semi rasionalitas

Lunglai sajak berliuk

Diksi diam namun berbunyi

Coba tafsirkan

Seni berargumen

Larik demi larik

Ikuti alur inspirasi

Batu jadilah seribu arti

Hujan jadilah seribu diksi

Tarian bunga jadilah larik sajak

Tulisku di ujung malam

Mencoba dan mencoba

Himpun sesak makna

Kumulai goresan pena

Legam hitam tinta

Suci helai kertas

Nodai dengan karya

Abadikan budaya

Tarik ulur alur fiksi

Bermain dengan imajinasi

Berkutik diantara argumen

Ungkap ambigu

Makna tersirat

Siratkan suasana sang peluh

JUANG

Gubahan keperkasaan

Wujud puncak kejayaan

Semangat pemberontakan

Bersemayam kemerdekaan

Lembah jalan kematian pun kulewati

Capai puncak cita-cita

Gairah menggebu

Jembatan menuju negeri impian

Hapus perbudakan

Kesakitan tumbuhkan tekad

Kesedihan adalah tangga menuju kejayaan

Pengorbanan adalah mutlak

Percaya dan yakinlah

Timbunan jasad runtuhan ribuan jiwa

Harta benda rakyat dan bangsa

Hanya satu tujuan

Merdeka

Son Mengadu

Son tatap temaram

Sakilas son adukan risau diri

Raut tak merupa

Bising akan relung sasmita,

namun bersepi diriuh ombak

Son adukan gelisah negeri

Meringkuk son disudut dermaga

Son

Membingkai  cakrawala

Daksa kan astu akara nabastala

Negeri seribu satu bahasa,

seribu satu budaya

Serayu pun berani bersaksi,

betapa dikdaya negeri ini

Bagai dua sisi mata koin

Berdiri tikus tikus berkerah putih

Belukar kolusi, korupsi, nepotisme

Hukum pun tak semahal tempe

Borjuis injak proletariat

Atma nagari hirap telan anala

Lelah ibu pertiwi menangis

Trenyuh jiwa sang pahlawan

Palagan ambarawa,

medan Area,

puputan Margarana,

bandung lautan api.

Apa arti?

Son

Tanyakan son negeri pada mega

Tanyakan son negeri pada ufuk

Tanyakan son negeri pada buana

Son anak negeri

Hanya son kah yang peduli?

Apadaya.

– – – – –

baca Sajak di lppmkreativa.com atau tulisan Aminuddin (Kontributor) lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Previous post Rendra, dan Jalan yang Ia Tempuh untuk Kebebasan
Next post Ketua OSIS Koplak