Memandu Maba Secara Daring
Pelaksaan PKKMB secara daring menimbulkan berbagai banyak perubahan dalam job description panitia di setiap timnya, terutama pada tim pemandu. Pekerjaan yang dilakukan oleh para pemandu PKKMB pada kali ini memang terasa cukup berbeda dibandingkan pelaksanaan PKKMB tahun lalu.
Syifa, Koordinator Pemandu PKKMB FBS 2020, membeberkan perbedaan pelaksaanan PKKMB dan tugasnya sebagai pemandu dibandingkan tahun lalu. Ia mengatakan bahwa PKKMB tahun ini dilaksanakan secara daring sepenuhnya dan pemandu tidak datang langsung ke kampus. PKKMB kali ini, menurut Syifa, pemandu hanya berfokus pada pengawasan maba dan pembimbingan materi yang ada di Besmart dan Google Classroom melalui grup Whatsapp.
Selain itu, beban antara PKKMB daring dengan PKKMB luring yang dikatakan Syifa menurutnya tidak bisa dibandingkan karena mempunyai tantangan dan situasi yang berbeda.
“Kalau dibilang lebih berat si gak juga ya, karena rata-rata sama. Persentasinya seimbang yakni 50%-50%. Karena kan gak bisa dibandingin sama yang biasanya karena memang keadaannya berbeda. Kalau misalkan offline ya susah, dan kalau online ya juga susah. Jadi tantangan berbeda, baik online maupun offline. Kalau yang online itu tantangannya kita gak bisa lihat Maba secara langsung, dan tidak bisa mengendalikan Maba secara langsung juga.” Ujar Syifa.
Saat melakukan kepemanduan, beberapa maba tidak bisa dihubungi karena berbagai alasan seperti kesulitan sinyal atau tidak ada kuota internet, hal itu menjadi permasalah tersendiri bagi pemandu. Cara menghubungi maba menurut Syifa, pemandu tidak hanya mengandalkan Whatsapp tetapi juga dapat melalui email, SMS, dan juga Instagram.
Syifa juga membeberkan bahwa maba yang mengikuti PKKMB tahun ini terlihat antusias meskipun para maba itu masih kebingungan saat mengikuti PKKMB daring.
“Jadi mereka ingin mengikuti secara maksimal tapi kan karena ada beberapa kendala juga tempatnya pelosok, sinyalnya tidak kuat, tidak punya kuota, dan sebagainya. Karena dari platform juga masih terasa asing (bagi maba), seperti Besmart. Sebenarnya maba sangat antusias, seperti saat display UKM dan sebagainya.” Kata Syifa.
Untuk melakukan presensi kehadiran maba pada PKKMB kali ini, panitia menggunakan Google Classroom dan Whatsapp. Sebelumnya, birokrasi telah menyarankan panitia untuk memakai fasilitas Besmart sebagai alat presensi PKKMB daring. Namun, panitia tetap memakai Google Classroom karena jika menggunakan Besmart bisa menimbulkan kebingungan bagi para maba yang masih terbilang awam untuk menggunakan Besmart.
Yezia Ruthy Gabriela, maba Program Studi Sastra Indonesia, menganggap bahwa pemandu sangat baik dalam mendampingi para maba saat kegiatan PKKMB maupun saat mengerjakan penugasan. Ia mengatakan bahwa pemandu itu seperti keluarga atau teman bagi para maba. Apabila maba mengalami kesulitan seperti penugasan dan cara menggunakan Besmart, pemandunya akan membantunya. Menurut Yezia, selama PKKMB daring, pemandu sangat berpengaruh dan dibutuhkan karena maba bisa saja kebingungan dan kesulitan saat pelaksanaan PKKMB.
Akmal Albaihaqi maba Program Studi Sastra Inggris, mengatakan bahwa pemandu gugusnya sudah membimbing maba secara benar. Mereka juga ramah dan dapat merangkul maba bimbingannya. Akmal juga sependapat dengan Yezia bahwa pemandu sangat berpengaruh dan penting dalam pelaksanaan PKKMB daring.
Reporter: Armand, Musthafa, Ardila