Advertisement Section

Suka Duka PKKMB Daring

PKKMB secara daring menjadi hal yang baru bagi UNY, namun esensi dari PKKMB harus tetap terjaga. Ahmad Zamzami Nur, selaku Ketua PKKMB FBS 2020 menyatakan bahwa ekspetasinya tentu tidak seperti ini. Ia dan panitia lainnya yang sudah dibentuk jauh sebelum adanya PSBB karena Covid-19 pun sempat merasa kebingungan.

“Kami terutama panitia awalnya kebingungan harus seperti apa. Namun, kita masih menggunakan gambaran tahun lalu. Lalu konsepan tahun dulu kita melakukan pembagian acara, kira-kira acara yang penting mana saja (acara primer dan yang tersier).” Jelas Ahmad Zamzami.

Selaras dengan jawaban Ketua PKKMB FBS 2020, Brian Abadi Yogaswara, selaku Koordinator Tim PDD menjelaskan bahwa Tim PDD berusaha keras dalam menyampaikan materi secara daring. Sebagai upaya agar PKKMB tetap berjalan, Tim PDD membuat video pengenalan kampus agar memberi gambaran bagaimana Kampus Ungu ini.

“Pada dasarnya PKKMB sendiri itu buat ngenalin apa saja yang ada di kampus. Mahasiswa baru (maba) sendiri kalau tidak tahu bagaimana kampusnya, bentuknya bagaimana, terus kulturnya bagaimana kan sama saja maba seperti orang yang tersesat. Makanya di PDD juga mikir bagaimana caranya maba itu mau nonton materi ini.” Kata Brian.

Selain itu, Brian juga berpendapat bahwa bagaimanapun juga, PKKMB daring ini tetap memiliki kelebihan. Mahasiswa baru lebih leluasa dalam menjalani serangkaian acara, mahasiswa mendapatkan media pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya, serta keefektifannya juga dirasa lebih ringkas dan fleksibel. Salah satu contohnya adalah ketika ada “Bincang Dekanat”, mahasiswa bisa menontonya langsung atau bisa menundanya apabila dilakukan secara live streaming.

Di balik keefektifan tersebut, salah satu mahasiswa baru dari Banyuwangi, Umi Sarifatun Gasela Putri, Jurusan Pendidikan Seni Tari merasa keberatan dengan PKKMB daring ini terkait kuota, sinyal yang buruk, dan penugasan. Ia tidak mengikuti acara technical meeting karena koneksi internet yang sempat putus. Meski begitu ia senang karena penugasannya tidak mengharuskan banyak keluar rumah.

“Ya seneng, tapi ya kayak pusing tugasnya ini belum selesai masih ada lagi gitu. Kemarin itu kayak twibbon kemarin, terus yel-yel, terus jargon, itu kak Eksmaba, terus resume, essai.” Jelas Umi.

Begitu juga dengan Pramudya Abimanyu, mahasiswa baru Jurusan Sastra Inggris. Ia mengaku kesusahan terkait banyaknya tugas. Ia mengatakan, “Susah tapi ya bisa dicicil. Banyak juga tugasnya.”

Mengenai kuota untuk mengikuti PKKMB daring, bantuan kuota dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum diberikan. Maka maba membeli kuota dari kantong pribadi. “Kalau saya engga (keberatan), soalnya ini juga bagian dari awal perkuliahan. Jadi ya, memang harus seperti itu.” Kata Pramudya Ia tidak mengalami kendala terkait sinyal internet. “Sejauh ini tidak ada, lancar. Dan kalau Sastra Inggris sendiri rata-rata lancar, sih. Cuma mungkin di beberapa tempat ya, mungkin saja ya,” ungkapnya.

Sebelum PKKMB daring dimulai Panitia PKKMB FBS 2020 telah menyebar formulir pengisian keadaan kesehatan mahasiswa. “Contohnya, ada mahasiswa ketika melihat layar terlalu lama bisa pusing. Lalu, ada mahasiswa yang tunarungu sehingga ketika mendengar audio terlalu keras menjadi sakit. Jadi, ketika kami menyebarkan form maka jujurlah dalam mengisi form tersebut. Seperti: asal darimana dan riwayat sakit. Sehingga, ada komunikasi dan akan kami bantu. Ketika pada jam tertentu berisiko maka tidak akan kami ajak karena sudah ditentukan urutan waktunya dan menghindari risiko.” Kata Ahmad Zamzami.
Repoter: Desti, Nia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post PKKMB Berbeda, Dana Tetap Sama
Next post Menjaga Koneksi Selama PKKMB