
Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar: Tidak Harus
Kreativa.com- Pernyataan “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar” sejak SD mungkin sudah akrab kita ketahui dalam slogan Bahasa Indonesia. Akan tetapi, mungkin guru bahasa Indonesia belum menjabarkan pengertian apa itu bahasa yang baik dan benar. Pernyataan bahasa yang baik dan benar ini mengacu pada ragam bahasa yang memenuhi persyaratan baik dan benar.
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan bertujuan mengikuti kaidah yang baik dan benar. Serasi dan selaras dapat kita artikan bahwa penggunaan bahasa baik dan benar itu dalam penyampaian maksud dan pesan harus serasi dan selaras dengan situasi atau konteks. Kita sebaiknya dapat memahami konteks apa yang cocok dalam penggunaan bahasa yang baik dan konteks apa yang cocok dalam penggunaan bahasa yang benar.
Pengertian dari bahasa adalah cara mengekspresikan gagasan, ide, perasaan yang berbentuk lambing bunyi serta digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta menjalin kerja sama antaranggota masyarakat. Selanjutnya, berbahasa memiliki pengertian yaitu menggunakan bahasa bertujuan sebagai alat komunikasi yang dapat menyampaikan maksud, pesan, dan perasaan supaya dapat diketahui dan dipahami oleh orang lain.
Kata “baik” menurut KBBI memiliki pengertian “patut dan teratur”. Patut di sini memiliki makna boleh digunakan sesuai konteks. Berbahasa yang baik itu menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai situasi atau konteks (lawan berbicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan). Berbahasa yang baik hanya diperbolehkan digunakan dalam situasi tidak resmi. Seperti kata; “cemungut” (semangat),”keles” (kali) kata tersebut termasuk merupakan bahasa Indonesia namun bukan termasuk bahasa yang benar.
“Benar” mempunyai pengertian secara umum “mematuhi kaidah-kaidah”. Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Dalam hal ini berbahasa harus sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa yang benar antara lain gejala bahasa alih kode campur kode, interferensi,dll.
Terasa lucu dan aneh ketika kita melakukan tawar-menawar di pasar tradisional menggunakan bahasa yang benar atau bahasa baku. Kita harus bisa membedakan antara bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar dan bahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik.
Bahasa yang baik tetapi tidak benar seperti contoh “Sekilo berapa, Bu?”. Kalimat tersebut memiliki makna untuk menanyakan berapa harga barang yang dijual. Kalimat tersebut baik ketika sesuai dengan konteks. Tetapi tidak benar karena tidak sesuai dengan kaidah PUEBI. Kalimat di atas seharusnya “Berapakah ibu akan menjual satu kilo ini?”. Bahasa yang benar tetapi tidak baik bisa diartikan sebaliknya. Bahasa dapat dikatakan tepat sasaran tidak harus menggunakan ragam baku.
Untuk mengetahui perbedaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar dan bahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik ini, kita harus memahami pernyataan dan uraian sebelumnya.
Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan hidup harus memilih salah satu ragam yang tepat menurut golongan penutur, dan jenis pemakaian bahasa.
Pada intinya kita tidak harus selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tapi, kita harus empan papan: tahu tempat.