Ketika Matahari Memancarkan Pesonanya
Matahari belum tampak, tetapi rona keperakan telah sedikit tampak di langit. Ayam jago sudah lama bersahut-sahutan, bahkan sebelum saya dan Yesi berangkat naik motor untuk menjemput Ami di kostnya. Di mulut gang, kami menunggu Ami sambil bermain ponsel untuk mengusir jenuh.
Ketika Ami datang, kami sempat berdiskusi. “Gimana? Di mana tempatnya?” tanya Ami. Saya cepat-cepat membuka ponsel. Karena bukan asli orang Jogja, kami belum cukup mengenal isi keseruruhan kota pelajar ini. Bermodalkan petunjuk dari aplikasi Google Maps kami optimistis bisa sampai ke tempat tujuan hari ini.
Kami memulai perjalanan saat jarum jam menunjuk angka enam lewat sedikit. Jalanan Jogja masih lengang. Hanya beberapa kendaraan terlihat berlalu lalang. Saya memberanikan diri memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Meskipun agak ngebut, saya tetap berhati-hati.
Ami juga tidak keberatan ketika saya memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Ami sangat penting: bisa dibilang, Ami adalah petunjuk jalan yang sangat andal.
Mengingat kendaraan yang kami tumpangi juga membutuhkan bahan bakar, kami mampir sebentar untuk mengisi bahan bakar. Setelah melihat plang petunjuk jalan bertuliskan Bantul Kota, saya merasa sedikit lega: ini kali, Google Maps benar-benar menjadi penunjuk jalan yang jujur dan tidak menyesatkan.
Artinya juga, sebentar lagi kami akan sampai di tempat tujuan. Saya semakin bersemangat dan tetap memacu motor.
Setelah kurang lebih satu jam, kami tiba daerah Pantai Samas. Namun, kemudian kami kebingungan menentukan arah yang benar. Untunglah, saya selalu teringat petuah bijak para traveler: “Jika kamu tidak tahu, maka beranikanlah untuk bertanya.”
Maka, saya beranikan diri untuk bertanya kepada seorang bapak yang sedang mengendarai sepada tua di jalan yang sudah terlihat mengelupas aspalnya.
“Oo ke sana, Mbak. Nanti jalan itu lurus terus saja. Kilen mergi niko, Mbak (sebelah barat jalan sana, Mbak).”
Jawaban itu seperti menambah cerah udara pagi yang perlahan-lahan mulai terang. Tak lama kemudian motor kami telah terparkir di tempat tujuan.
Hampir saja saya lupa. Dari tadi saya hanya menyebut “tempat tujuan”. Maksud dari “tempat tujuan” itu sebenarnya adalah objek wisata terbaru di daerah Pantai Samas, Yogyakarta.
Saya merasa sangat senang mendapat tugas untuk melakukan reportase traveling ke tempat ini. Karena, pada dasarnya saya sangat senang dengan berbagai jenis flora, terutama bunga matahari. Selain itu, sudah lama juga saya ingin berkunjung ke sini.
Setelah membayar tiket, kami masuk ke area kebun bunga matahari yang sedang ngehits di kalangan anak muda Jogja. Tapi, kami merasa agak kecewa karena banyak bunga matahari yang sudah mulai layu. Banyak pula yangsudah kehilangan kelopaknya.
Selain itu, ternyata apa yang saya bayangkan tidak sesuai dengan apa yang sedang saya lihat. Saya kira di lahan ini semuanya penuh dengan tanaman bunga matahari. Faktanya, tanaman bunga matahari hanya ada di pinggir-pinggir tanaman cabai.
Menurut pemilik lahan, awalnya beliau menanam bunga matahari juga hanya sebagai barrier atau pelindung dari sinar matahari, dan menurutnya tanaman ini dapat membantu penyerbukan tanaman cabai.
Sudah terlihat lumayan banyak pengunjung berdatangan. Padahal, jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Salah seorang pengunjung yang bersedia kami wawancarai mengutarakan alasan mengapa memilih untuk mengunjungi tempat ini di pagi hari.
“Pas selo, terus kalau pagi enggak ramai juga kan soalnya. Ternyata yo ramai,” kata Wita, seorang mahasiswa dari UMS.
Berbeda dengan Wita, kami memilih waktu kunjungan pagi hari karena siangnya kami sudah harus tiba di kampus untuk kuliah. Maka dari itu, kami hanya memiliki waktu sekitar satu jam untuk dapat menikmati bunga-bunga matahari yang berada di antara tanaman cabai ini.
Jika bukan karena alasan kuliah itu, mungkin kami akan lebih berlama-lama lagi di tempat ini.
Waktu satu jam kami manfaatkan untuk membidik gambar, swafoto, dan tidak lupa dengan tujuan kami sebenarnya, yaitu untuk reportase.
Matahari semakin bersemangat menampilkan sinarnya. Mata kami sudah gampang silau. Karena itu, hasil foto yang kami dapatkan juga terkesan kurang bagus. Namun, sinar mentari yang seperti itu ternyata tak mengendurkan semangat pengunjung untuk berlama-lama di tempat ini.
Saya lihat juga ada pasangan pengantin yang sedang melakukan sesi foto prewedding.
Satu jam terasa begitu cepat berlalu. Sebelum kembali ke kampus, tak lupa kami mengobrol sejenak dengan Bapak Marjianto, pengelola sekaligus pemilik lahan cabai dengan bunga matahari yang sekitar satu bulan ini menjadi salah satu tempat wisata hits di Kota Jogja, khusunya Kabupaten Bantul.
Dari sekian banyak pertanyaan yang kami ajukan, saya menjadi tahu alasan kenapa Pak Marjianto memilih bunga matahari untuk ditanam di sekitar lahan cabai.
“Ya, tanaman matahari ‘kan kesukaan anak saya yang bersekolah di SMP 1 Srandakan. Baru kelas dua. Dia itu punya benih entah dari mana. Iki bijine suk ditandur sok go foto-foto (Ini bijinya sudah saya tanam, besok dipakai foto-foto), gitu ‘kan,” ungkap Pak Marjianto.
Jadi, menurut saya, pada awalnya kebun bunga matahari bukanlah kesengajaan. Pemilik kebun hanya bermaksud menanam bunga matahari untuk memenuhi keinginan anaknya serta memanfaatkan tanaman tersebut untuk pelindung angin dan membantu penyerbukan tanaman cabai.
Menurut Pak Marijanto, pengunjung banyak berdatangan mulai dari pagi sekitar pukul setengah enam sampai dengan pukul setengah tujuh malam. Untuk hari yang paling ramai adalah hari Minggu dan hari libur. Selain itu, menurutnya setiap hari beliau memperoleh pendapatan rata-rata sebanyak Rp2.000.000,-.
Beliau hanya berpesan agar pengunjung tidak merusak atau memetik tanaman bunga matahari miliknya. Baginya, yang terpenting adalah ikhlas dan semua merasa puas.
Menjelang pukul setengah sembilan, kami memutuskan untuk kembali memulai berkendara menuju kampus. Saya sudah merasa sangat puas, karena salah satu keinginan saya akhirnya dapat terpenuhi.
Kuy yang mulai penasaran langsung saja ajak teman atau orang terkasih untuk mengunjungi tempat ini. Cocok banget dijadikan salah satu tujuan buat yang suka selfie!