Advertisement Section

Resmi Tamat, Attack on Titan Sudah Berakhir Sesuai Semestinya

‘Shingeki no Kyojin’, versi manga dari anime ‘Attack on Titan’, telah ditamatkan oleh mangakanya, Hajime Isayama. Episode 139 menjadi episode penutup manga tersebut yang resmi dirilis pada 9 April 2021. Dibalik kontra dengan endingnya yang sulit diterima, menurut saya, ‘Attack on Titan’ sudah menyuguhkan episode terakhir dengan semestinya.

Ending dengan kematian si tokoh utama memang jarang ditemukan di film atau anime semestinya. Namun sedikit berbeda, dalam ‘Attack on Titan’, si tokoh utama mati. Eren Yeager mati setelah melakukan rencananya, rumbling. Rumbling yang memang ingin ia lakukan demi menggapai mimpinya, memusnahkan para titan dan membebaskan umat manusia dari ketakutan akan titan. Begitulah yang tertulis di episode terakhir, Eren berhasil memusnahkan kekuatan titan dengan rencana rumblingnya.

Lalu, apa yang menjadi dipermasalahkan di endingnya? Saya rasa, para pembaca menyayangkan kematian si tokoh utama, Eren, yang menurut mereka bisa dihindari. Mereka merasa memusnahkan kekuatan titan setidaknya bisa dibicarakan dengan damai tanpa adanya pertumpahan darah, seperti yang dipikirkan tokoh utama lain, Armin Arlert. Namun, Eren tidak menginginkan hal itu. Karena sudah melihat bagaimana masa depan dengan kekuatan founding titan, Eren hanya bergerak sesuai alur yang sudah ada. Dia membangkitkan kekuatan founding titan, kemudian membangkitkan titan dinding untuk rumbling.

Semuanya demi tujuan mulianya, Eren mengorbankan diri menjadi villain. Seperti dengan opening song di season 4, Boku no Sensou, dengan salah satu liriknya “Angels playing disguised With devil’s faces”, Eren mencoba untuk mengakhiri semua kebencian seperti malaikat tetapi dia bertindak seperti iblis dalam prosesnya.

Baca Juga: “The World of the Married“ Menyentil Dunia Patriarki

Saya rasa keputusan yang diambil Eren, didasari karena dia ingin tidak ada lagi korban-korban berjatuhan hanya karena menyelamatkan dirinya. Menilik episode di season-season awal, banyak nyawa dari anggota Survey Corps melayang hanya karena melindunginya untuk mencapai kebehasilan misi. Eren merasa sudah tidak bisa mempercaya teman-temannya lebih lanjut. Dengan kata lain, dia tidak ingin ada lagi nyawa melayang dengan sia-sia.

Setidaknya begitu ending yang dituliskan oleh Hajime Isayama. Menurut saya, ini sudah menjadi ending yang sesuai. Dimulai dengan tekad Eren untuk memusnahkan semua titan. Di episode terakhir, dia berhasil mewujudkan mimpinya. Semua kekuatan titan di dunia sudah hilang. Meski harus mengorbankan nyawanya sendiri. Ya, pada akhirnya Eren mati di tangan Mikasa. Mikasa menebas kepala Eren. Mau tidak mau, mereka harus menerima ending yang sudah ditulis. Setidaknya menerima bahwa di akhir, Eren dan Mikasa tidak bisa bersama. Sebuah ending yang mengajarkan bahwa ending yang bagus tidak seharusnya disertai dengan ending bahagia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Previous post Intoleransi: Penyebab Toleransi Terdegradasi
Next post Serial Menarik dari Indonesia: Kisah Untuk Geri