Advertisement Section

Tidak Utuh Bukan Berarti Tidak Kukuh

Orang tua adalah panutan setiap anak. Setiap anak yang lahir di dunia ini tidak ada yang ingin memiliki keluarga yang tidak utuh. Baik karena meninggal dunia, cerai , ataupun alasan-alasan lain yang membuat kekukuhan rumah tangga merenggang. Seorang anak yang tumbuh dengan orang tua yang secara emosional tidak stabil akan menciptakan seseorang yang kondisi mentalnya juga tidak stabil.

Memang, tidak semua anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh akan mengalami dampak-dampak yang negatif. Tapi, dalam perkembangan bertumbuhnya pasti ada masa-masa ‘menyalahkan’. Entah menyalahkan dirinya sendiri karena merasa semua masalah yang ada di keluarganya disebabkan oleh dirinya, menyalahkan orang tuanya yang tidak bijaksana dalam berkomitmen dan berpikir bagaimana kedua orang yang dulunya saling mencintai bisa dengan mudah memupus perasaannya, maupun menyalahkan orang lain.

Hal inilah yang sering disalahartikan oleh orang lain pada anak yang dalam masa perkembangannya memiliki tempramen yang cenderung tinggi. Memahami adalah salah satu cara sebelum memberikan penghakiman kepada orang lain.

Dalam masa-masa tersebut seorang anak akan mencari jati dirinya. Sesuatu yang membuatnya tenang, sesuatu yang membuatnya nyaman. Mereka akan menyalurkan emosi mereka dengan cara yang mereka temukan. Ada yang menjadi pemberontak untuk meluapkan emosi mereka, ada yang melampiaskan dengan cara yang baik contohnya seperti melampaskan ke dalam seni, lukisan, tarian, dsb.

Tidak semua anak yang tumbuh dari keluarga yang ‘tidak utuh’ akan menjadi anak yang juga ‘tidak utuh’ baik sikap maupun masa depannya. Banyak anak yang berasal dari keluarga broken home menjadi orang yang menginspirasi, menjadi orang yang lebih dewasa, serta lebih bijak dalam memutuskan sesuatu.

Terakhir yang saya ingin sampaikan, tidak ada anak yang ingin keluarganya hancur. Untuk calon orang tua maupun yang telah menjadi orang tua, pertimbangkan kembali buah hati Anda jika ingin berpisah. Jangan hanya karena alasan,

“kami sudah tidak satu visi, kami sudah tidak sailng mencintai lantas Anda bisa membenarkan tindakan Anda dan mengenyampingkan buah hati Anda.”

Masalah dalam suatu keluarga pasti selalu ada, namun jalan keluar terbaik juga pasti tersedia.

Jikalau Anda memutuskan berpisah, jelaskan pada buat hati anda alasan yang masuk akal, sampaikanlah sesuai umur sang buah hati, serta dengan cara yang baik. [redaksi]

– – – – –

baca KLENENGAN di lppmkreativa.com atau tulisan Aprilia lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous post Pandemi Covid-19 di Indonesia
Next post Rendra, dan Jalan yang Ia Tempuh untuk Kebebasan