Langit Kelabu
Menghapus Senja di Langit Abu
Aroma basah yang sendu
Silir sedingin dengusan
Rintik perlahan berhenti
Lirik menari di bawah sadar
Rangkaian abjad bergema dikepala
Bayangmu kembali lagi
Karena awan abu menyisih seolah-olah sadar diri
Sinar matahari keluar menjadi pelangi
Seakan memberi ilusi bahwa kamu sehangat ini
Namun aku masih perlu membungkus diri
Tak mungkin lupa pada becek tanah mengotori kaki
Genangan air mata dari sudut langit membalah langkah yang tak tahu diri
Mungkin sampai jatuh bahkan patah kaki kamu tetap tak peduli
Sampai akhir hangat itu bukan diperuntukkan bagi buruk rupa ini
Cinta kesepian yang berakhir tak memiliki
Sudah sepantasnya pergi tapi tak bisa menahan diri
Baca juga: Kenanga: Feminisme Oka Lawan Diskriminasi
Menghilangkan Belenggu Sangka
Banyak yang ingin kulupa
Banyak lara yang ingin kusampaikan
Banyak air mata yang kucoba hentikan
Banyak kamu dalam doa yang ingin kuhempaskan
Nyatanya kuhanya berjalan tanpa tujuan
Menjadi setitik partikel dari hasil debu yang ada
Nyatanya kumelangkah dengan kaki yang terjerat
Belenggumu kutarik paksa walau terjatuh dan terjerembab
Tentangmu sudahku coba hanyutkan
Beranjak berjalan tanpa takut akan tantangan
Berkelahi tuk mencoba terima semesta apa adanya
Melawan kecewa pada prasangka yang ada
Baca juga: All of Us are Dead: Sebuah Misi Penyelamatan Diri
Cengkam Saja
Kala dingin nan panas
Tiang kian merapuk
Derit menjerit di malam kelam
Konon sepasang nyawa cerai berai
Entah habis usia atau rasa
Bermetamorfosis menjadi hampa
Langit-langit seabu-abu pikiran manusia
Seakan luka hanya fatamorgana rasa suka
Perlukah tangan penuh nanah dan darah
Mencengkeram erat benang merah
Acuh tak acuh pada bilur yang anyir
Terkikis habis mengayang hati
Patah raga tak mampu pergi
Ilustrator: Afifah Azzahra