Pentingnya Manajemen Kesehatan Mental bagi Mahasiswa
Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi sejahtera seseorang ketika seseorang menyadari kemampuan dirinya, mampu mengelola stres, serta beradaptasi dengan baik, sehingga mampu bekerja secara produktif dan berkontribusi bagi lingkungannya. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang.
Menjaga kesehatan mental penting dilakukan oleh semua orang, tanpa terkecuali. Namun, sebagai manusia, terkadang kita luput untuk menjaga kesehatan mental atau menyadari jika ada sesuatu yang salah dengan kesehatan mental kita. Gangguan mental yang umum dilami meliputi stres, anxiety (kecemasan), dan depresi.
Data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa gangguan mental emosional pada penduduk berusia 15 tahun meningkat dari 6,1 persen atau sekitar 12 juta penduduk menjadi 9,8 persen atau sekitar 20 juta penduduk. Lebih dari 720.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri juga merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di kalangan usia 15–29 tahun.
Di kalangan mahasiswa, tekanan akademik menjadi faktor pemicu terbesar terganggunya kesehatan mental. Banyaknya tugas dan tenggat waktu yang bersamaan membuat mahasiswa sering merasa tertekan. Selain itu, perubahan status dari pelajar menjadi mahasiswa turut menambah tingkat stres karena kehidupan di sekolah dan perkuliahan sangat berbeda sehingga perlu beradaptasi.
Baca juga: Hal Dasar tentang Penyakit Mental
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Salah satunya adalah dengan meminta bantuan kepada ahli jika kita merasa tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri.
Kementerian Kesehatan Mental BEM KM UNY telah banyak berkolaborasi dengan berbagai lembaga yang berwenang dalam menangani kesehatan mental mahasiswa, seperti Unit Layanan Bimbingan Konseling (ULBK), Hima Psikologi, dan lainnya.
Selain itu, Kementerian Kesehatan Mental juga memiliki program-program unggulan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Program tersebut di antaranya adalah diskusi, seminar, dan serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Baca juga: Fenomena People Pleaser: Ketika Kepuasan Orang Lain Menjadi Prioritas
Menurut Menteri Kesehatan Mental BEM KM UNY, mendukung orang yang mengalami gangguan mental dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti ikut merayakan Hari Bipolar Sedunia. Hal ini membuat mereka merasa dihargai dan dianggap berharga.
Di lingkungan kampus, juga terdapat ULBK yang berfokus menjaga kesehatan mental mahasiswa. Jika masalah mahasiswa sudah di luar kapasitas ULBK untuk menanganinya, maka ULBK akan meminta tindak lanjut dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (DP3AP2 DIY).
Layanan ULBK yang disediakan oleh UNY sangat diperlukan dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa. Tidak semua orang merasa nyaman untuk terbuka kepada orang terdekat. Rasa malu, ketidaknyamanan, atau alasan lain sering membuat mahasiswa lebih memilih bercerita kepada seorang ahli.
Baca juga: PILKADA 2024: Peran Mahasiswa Terhadap Politik Uang
Untuk itu, ULBK hadir untuk membantu mahasiswa yang ingin berkonsultasi. Mahasiswa hanya perlu datang dan berkonsultasi dengan konselor yang tersedia pada jam yang telah ditentukan. Namun, terkadang mahasiswa kurang mendapat informasi mengenai ULBK sehingga menganggap kinerja ULBK kurang optimal.
Dalam menjaga kesehatan mental, diperlukan kontribusi aktif dari dua pihak: konselor yang bersedia mendengarkan keluhan mahasiswa serta kesadaran mahasiswa itu sendiri untuk membenahi kesehatan mentalnya. Kemampuan untuk mengelola stres secara efektif dan kesadaran akan kemampuan serta kelemahan diri sendiri juga merupakan bagian penting dari manajemen kesehatan mental.
Baca juga: Press Release Seminar Nasional Jurnalistik LPPM Kreativa FBSB UNY 2024
Mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan perubahan, termasuk transisi dari status siswa ke mahasiswa.Selain itu, sangat penting untuk mencari bantuan profesional ketika masalah terasa sulit dihadapi sendiri, seperti dengan memanfaatkan layanan konsultasi ULBK.
Partisipasi dalam program edukasi dan seminar yang diadakan oleh universitas atau organisasi kemahasiswaan seperti BEM juga dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental secara berkelanjutan. Dengan berbagai upaya tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menjaga kesehatan mentalnya agar tetap seimbang untuk mendukung keberhasilan akademik maupun kehidupan sosialnya.
Baca juga: Jeda: Mengupas Fakta dan Mitos Skincare
Penulis: Devani
Editor: Salma Najihah
sumber: beragam sumber